HI OR HEY
lama ga update and here is the new chapter of my absurd fan fiction
i have no idea buat ngelanjutin cerita ini , tapi sedang ku coba yaaa, jujur aja ff ini terlalu serius dan bahasanya masih kaku banget (maklum amatir ), di chapter selanjutnya maybe ku bakal ganti gaya bahasa nya jadi lebih santai .
pls nad emang ada yg mau baca blog ini.
huftlah
chapter ini gak bakal aku post disini tapi di akun wattpad ku , sebenernya dari awal emang udah di post di watty tp entah mengapa ku ingin post juga di blog xoxo...
if you want to read click the link bellow
https://www.wattpad.com/182944366-i-can't-see-you-three
p.s . comment and vote pls, i lava u xoxo
thank you
Rabu, 20 April 2016
Indonesia’s Economic Reforms to Boost Growth in 2016
Nadia Putri
24215921
1EB23
24215921
1EB23
Article : Indonesia’s
Economic Reforms to Boost Growth in 2016
News from Country Offices | 30 March 2016
JAKARTA, INDONESIA – Indonesia’s economic growth is
expected to rebound this year as consumers and private investors respond
favorably to the government’s public investment and structural reform efforts,
says a new report by the Asian Development Bank (ADB) released today.
“Despite global financial market volatility, the
wide-ranging economic reforms carried out by President Joko Widodo’s
administration have bolstered market confidence and are showing positive
results,” said Steven Tabor, ADB’s Country Director for Indonesia. “It is critical
for Indonesia to implement its ambitious public investment program, to deepen
and maintain the momentum of these reforms to boost productivity, attract
investment, and nurture new sources of growth.”
In its flagship annual economic publication, Asian Development
Outlook (ADO) 2016 ADB projects Indonesia’s Gross Domestic Product (GDP) growth
to gradually improve from 4.8% in 2015 to 5.2% this year, and to 5.5% in 2017.
The forecasts follow 5 years of decelerating growth in Indonesia.
Public investment is projected to increase in 2016, as
new infrastructure projects initiated last year gather momentum. Higher public
capital spending and ongoing reforms to deregulate the economy will provide
additional opportunities for private investment. Household spending is expected
to pick up in 2016, while net external demand is not expected to contribute to
growth.
Growth in fixed investment increased by 5.1% in 2015
as the government ramped up investment in infrastructure and introduced reforms
to revive Indonesia’s appeal for private investors. After a slow start, public
investment rose sharply in the second half of the year, when the bulk of the
capital investment program was implemented.
The government’s ongoing policy reforms are expected
to further stimulate private investment, particularly over the medium-term. The
government has unveiled 10 reform packages since September 2015. These,
together with higher public capital spending, are steadily improving the
country’s investment climate.
Long-term challenges include diversifying economic
activity to reduce dependence on a narrow range of commodities. Mr. Tabor said
this was an important step in the context of fading global appetite for
commodities.
“Expanding the manufacturing sector can help, along
with a stronger focus on sectors that can deliver strong growth such as
tourism, high-value agriculture, marine fisheries, aquaculture, and
e-commerce.”
The ADO also notes that the country’s total exports
are less than 1% of global trade in goods and services. This highlights the
tremendous potential that expanding trade has for boosting demand for
Indonesian goods and services, providing that a firm commitment to openness and
global competitiveness is maintained.
The ADO recommends that the government push ahead with
its deregulation packages, while continuing to remove impediments to private
investment. Mr. Tabor said reforms should be expanded to address barriers to
micro- and small-enterprise development, deepen financial markets, improve land
titling and registration, and address labor market rigidities.
ADB, based in Manila, is dedicated to reducing poverty
in Asia and the Pacific through inclusive economic growth, environmentally
sustainable growth, and regional integration. Established in 1966, it is owned
by 67 members – 48 from the region.
Diakses : Selasa, 19 April 2016. Pukul 18.45
Analysis:
Indonesia’s economic growth is
expected to pick up next year, buoyed by rising public investment and continued
economic reforms. A key driver of the expected growth is stronger public
spending, which has been delayed largely by slow fund disbursement. Policy
reforms are expected to stimulate private investment. The government unveiled a
package to revive investment that further simplifies or removes regulations
that hinder business, expand tax incentives, accelerates strategic projects,
and allows foreign ownership of high-end properties. Household consumption is
expected to remain fairly robust. A pay rise for civil servants and tax breaks
for low-income earners will foster consumer spending. There is a risk to this
growth prospect coming from global financial market turbulence, but the
country’s resilience against market volatility has improved, partly due to a
more flexible exchange rate and market-driven adjustment to bond yields. The
ADO also notes that the country’s total exports are less than 1% of global
trade in goods and services. This highlights the tremendous potential that
expanding trade has for boosting demand for Indonesian goods and services,
providing that a firm commitment to openness and global competitiveness is
maintained.
PDB (Produk Domestik Bruto), Pertumbuhan, dan Perubahan Struktur Ekonomi
Nadia Putri
24215921
1EB23
PDB (Produk
Domestik Bruto), Pertumbuhan, dan Perubahan Struktur Ekonomi
1. Produk Domestik Bruto
Salah satu indikator penting untuk mengetahui
kondisi ekonomi di suatu negara dalam suatu periode tertentu adalah data Produk
Domestik Bruto (PDB), baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga
konstan. PDB pada dasarnya merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh
seluruh unit usaha dalam suatu negara tertentu, atau merupakan jumlah nilai
barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi. PDB atas dasar
harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung
menggunakan harga yang berlaku pada setiap tahun, sedangkan PDB atas dasar
harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa tersebut yang dihitung
menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun tertentu sebagai dasar.
PDB atas dasar harga berlaku dapat digunakan untuk melihat pergeseran dan struktur ekonomi, sedang harga konstan digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun.
PDB atas dasar harga berlaku dapat digunakan untuk melihat pergeseran dan struktur ekonomi, sedang harga konstan digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun.
Diakses : Selasa, 19 April 2016. Pukul 16.21
WIB
2. PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PERUBAHAN
STRUKTUR EKONOMI
a. Pertumbuhan Ekonomi
Di dalam Garis Besar Haluan Negara (GBHN) dinyatakan
secara ekspilist bahwa pembangunan ekonomi merupakan salah satu bagian penting
dari pembangunan nasional dengan tujuan utama untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Walaupun bukan suatu indikator yang bagus, tingkat kesejahteraan
masyarsakat dilihat dari aspek ekonominya, dapat diukur dengan penadapatan nasional (PN) perkapita. Untuk
dapat meningkatkan pendapatan nasional,
pertumbuhan ekonomi dapat diukur dengan pertumbuhan PDB dan menjadi
salah satu target penting yang harus
dicapai dalam pembangunan ekonomi.
b. Perubahan Struktur Ekonomi
Perubahan struktur ekonomi, pada umumnya transformasi
struktural. Yang didefinisikan sebagai suatu rangkain perubahan yang saling
terkait satu sama lainnya dalam komposisi
permintaan agregat, perdangan luar negeri (ekspor dan impor), penawaran
agregat (produksi dan penggunaan faktor –
faktor produksi yang diperlukan guna mendukung proses pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang
berkelanjutan.
Teori perubahan struktural menitikberatkan pada
transformasi ekonomi yang dialami NB, yang semula bersifat subsisten menuju
kesistem perekonomian yang lebih modern. Ada dua teori utama yang umum
digunakan dalam menganalisa perubahan struktur ekonomi, yaitu Arthur Lewis (Teori
Migrasi) dan Horis Chenery (Teori transformasi Struktural).
Teori Arthur Lewis Membahas proses pembangunan ekonomi
yang terjadi di pedesaan dan perkotaan.
Teori ini mengamsusikan perekonomian tradisional di pedesaan yang didominasi
oleh sektor pertanian dan perekonomian modern di perkotaan dengan industri
sebagai sektor utama.
Teori Horis Chenery ;Proses transformasi struktural
akan mencapai tarafnya yang paling cepat
bila pergerseran pola permintaan domestik kearah output industri
manufaktur diperkuat oleh perubahan yang
serupa dalam komposisi perdagangan luar negeri atau ekspor. Dalam modal
transformasi struktural, relasi antara pertumbuhan output disektor industri
manufaktur, pola perubahan permintaan
domestik kearah output industri dan pola perubahan perdagangan luar negeri
Sumber : https://www.academia.edu/10118590/BAB_III_PERTUMBUHAN_EKONOMI_DAN_PERUBAHAN_STRUKTUR_EKONOMI
Diakses: Selasa,
19 April 2016, pukul 17.50 WIB
3. Pertumbuhan Ekonomi selama Orde
baru sampai Era Megawati
Selama tahun 1966 – 1997, pertumbuhan ekonomi relative tinggi dengan
ukuran pendapatan nasional perkapita tahun 1968 sebesar US$ 60 dan akhir tahun
1980an sebesar US$ 500. Pertumbuhan ekonomi 7-8% selama tahun 1970an dan
menurun 3 – 4% dalam tahun 198an. Perkonomian nasional bergantungan valas dari
ekspor barang primer (minyak dan pertanian). Pemasukan valas ini bergantung
pada:
a. Kondisi pasar internasional
komoditi tersebut.
b. Harga komoditi tersebut.
c. Pertumbuhan ekonomi dunia
(Jepang, USA dan Eropa merupakan pasar utama Indonesia).
Pengaruh Resesi Dunia terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Resesi
adalah penurunan aktivitas ekonomi dunia (penurunan GPD).
Dampak resesi tahun 1982 terhadap laju
pertumbuhan ekonomi tahun 1982 sampai 1988

Tahun
|
Pendapatan Perkapita
Indonesia
|
1968
|
56,7
|
1973
|
126,3
|
1978
|
260,3
|
1983
|
494
|
1988
|
467,5
|
1993
|
833,1
|
1997
|
1088
|
1998
|
640
|
1999
|
580
|
Krisis
ekonomi akhir tahun 1997 berdampak pada pertumbuhan ekonomi:
Tahun
|
Pertumbuhan Ekonomi
|
1998
|
-13.1
|
1999
|
0.8
|
2000
|
4.9
|
2001
|
3.3
|
2002
|
3.7
|
Setelah krisis, pertumbuhan
ekonomi di Asia Tenggara selama tahun 1999-2002.
Negara
|
Tahun
|
|||
1999
|
2000
|
2001
|
2002
|
|
Asia Tenggara
|
3,8
|
5,9
|
1,9
|
3,4
|
Philipina
|
3,4
|
4
|
3,4
|
4
|
Indonesia
|
0,8
|
4,9
|
3,3
|
3,7
|
Malaysia
|
6,1
|
8,3
|
0,4
|
4,2
|
Singapura
|
6,9
|
10,3
|
2
|
3,7
|
Thailand
|
4,4
|
4,6
|
1,8
|
2,5
|
Vietnam
|
4,7
|
6,1
|
5,8
|
6,2
|
Pada tahun 1999, Thailand yang mengalami krisis yang sama
dapat menumbuhkan ekonomi yang lebih tinggi dari Indonesia.
Perbandingan
Pendapatan nasional bruto antar negara sebelum dan setelah krisis ekonomi.
Negara
|
1997
|
1998
|
1999
|
2000
|
2001
|
China
|
710
|
740
|
780
|
840
|
890
|
India
|
420
|
420
|
440
|
450
|
460
|
Indonesia
|
1.088
|
640
|
580
|
570
|
680
|
Jepang
|
39.390
|
33.720
|
33.350
|
35.620
|
35.990
|
Korsel
|
11.390
|
8.740
|
8.480
|
8.960
|
9.400
|
Malaysia
|
4.600
|
3.360
|
3.370
|
3.370
|
3.640
|
Pakistan
|
480
|
460
|
450
|
440
|
420
|
Philipina
|
1.240
|
1,090
|
1.050
|
1.040
|
1.050
|
Thailand
|
2.780
|
2.110
|
2.000
|
2.010
|
1.970
|
Vietnam
|
340
|
350
|
370
|
390
|
410
|
Sebelum
krisis PNB Indonesia lebih tinggi dari China, tapi setelah krisis Indonesia
dibawah China, sebagai akibat kredit macet antar bank, produksi industry
manufaktur menurun tajam, sehingga pertumbuhan ekonomi mengalami pertumbuhan
negative (menurun).
Sektor
|
1995
|
1996
|
1997
|
1998
|
1999
|
2000
|
2001
|
Pertanian
|
4,4
|
3,1
|
1
|
-0,7
|
2,1
|
1,7
|
2,2
|
Pertamb.
& Penggalian
|
6,7
|
6,3
|
2,1
|
-2,8
|
-1,7
|
2,3
|
2,5
|
Industri
manufaktur
|
10,9
|
11,6
|
5,3
|
-11,4
|
2,6
|
6,2
|
6,3
|
Listrik,
Gas & air bersih
|
15,9
|
13,6
|
12,4
|
2,6
|
8,2
|
8,8
|
5,8
|
Bangunan
|
12,9
|
13,6
|
12,4
|
2,6
|
8,2
|
8,8
|
5,8
|
Perdag.
Hotel & Resto
|
7,9
|
8,2
|
5,8
|
-18
|
-0,4
|
5,7
|
3,4
|
Pengangkutan
& Komunikasi
|
8,5
|
8,7
|
7
|
-15,1
|
-0,7
|
9,4
|
3,8
|
Keuangan,
Sewa dan Jasa perusahaan
|
11
|
6
|
5,9
|
-26,6
|
-8,1
|
4,7
|
3,6
|
Jasa-jasa
|
3,3
|
3,4
|
3,6
|
-3,8
|
1,8
|
2,2
|
2,7
|
PDB
|
8,2
|
7,8
|
4,7
|
-13,1
|
0,8
|
4,9
|
3,3
|
Perumbuhan
Riil Komponen Aggregate Demand
Sektor
|
1995
|
1996
|
1997
|
1998
|
1999
|
2000
|
2001
|
2002
|
C
|
16,86
|
9,72
|
8,09
|
-6,4
|
2,97
|
3,63
|
5,94
|
4,72
|
G
|
1,34
|
2,69
|
0,06
|
-15,37
|
0,69
|
6,49
|
8,24
|
12,79
|
I
|
13,99
|
14,51
|
8,57
|
-33,01
|
-19,94
|
17,91
|
3,96
|
-0,19
|
X
|
9,64
|
7,56
|
7,8
|
11,18
|
-31,61
|
16,06
|
1,88
|
-1,24
|
M
|
27,06
|
6,68
|
14,72
|
-5,29
|
-40,68
|
18,18
|
8,05
|
-16,50
|
Diakses:
Selasa, 19 April 2016, pukul 17.50 WIB
4. Faktor-faktor
penentu prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia
Secara garis besar, terdapat sedikitnya
2 (dua) faktor yang menentukan prospek pertumbuhanekonomi di Indonesia. Adapun
kedua faktor tersebut adalah faktor internal dan eksternal.
a.
Factor
internal
Krisis ekonomi
pada tahun 1998
yang disebabkan oleh
buruknya fundamentalekonomi nasional,
serta lambatnya proses
pemulihan ekonomi nasional
pascaperistiwa tersebut menyebabkan banyak investor asing yang enggan
(bahkan hinggasampai saat ini) menanamkan modalnya di Indonesia. Kemudian
proses pemulihanserta perbaikan ekonomi nasional juga tidak disertai kestabilan
politik dan keamananyang memadai, penyelesaian konflik sosial , serta tidak
adanya kepastian hukum.Padahal
faktor-faktor non ekonomi inilah yang merupakan aspek penting
dalammenentukan tingkat resiko yang terdapat di dalam suatu Negara untuk
menjadi dasarkeputusan bagi para pelaku usaha atau investor terutama asing,
untuk melakukanusaha atau menginvestasikan modalnya di Negara tersebut.
b.
Factor
eksternal
Kondisi perdagangan
dan perekonomian regional
serta dunia merupakan
faktoreksternal yang sangat
penting untuk mendukung
proses pemulihan ekonomi
diIndonesia. Mengapa kondisi
perdagangan dan perekonomian regional atau
duniatersebut dinilai penting?
Sebab, apabila kondisi
perdagangan dan perekonomianNegara-negara tersebut
terutama mitra Indonesia
sedang melemah, maka
akanberdampak pula pada proses pemulihan yang akan semakin mengulur
waktu danakibatnya dapat menghambat kemajuan perekonomian di Indonesia.
Selain itu, terdapat juga beberapa
faktor yang dianggap penting dalam menunjang pertumbuhan ekonomi suatu negara,
yaitu:
· Factor sumber daya
manusia
Sama halnya dengan proses
pembangunan. Pertumbuhan ekonomi juga di pengaruhi oleh SDM . Sumber daya
manusia merupakan factor terpenting dalam proses pembangunan. Cepat lambatnya
proses pembangunan tergantung kepada sejauh mana sumber daya manusianya
melakukan proses pembangunan.
· Factor sumber daya
alam
Sebagian besar Negara berkembang
bertumpu kepada sumber daya alam dalam melaksanakan proses pembangunannya.
Namun demikinan, sumber daya alam saja tidak menjamin keberhasilan proses
pembangunan ekonomi, apabila tidak disukung oleh kemampuan sumber daya
manusianya dalam mengelola sumber daya alam yang tersedia. Sumber daya alam
yang di maksud diantaranya kesuburan tanah,kekayaan mineral,tambang,kekayaan
hasil hutan,dan kekayaan laut
· Sumber daya modal
Sumber daya modal dibutuhkan
manusia untuk mengolah SDA dan meningkatkan kualitas IPTEK. Sumber daya modal
berupa barang-barang modal sangat penting bagi perkembangan dan kelancaran
pembangunan ekonomi,karena barang-barang modal juga dapat meningkatkan
produktivitas
5. Perubahan
stuktur ekonomi
Factor factor yang menentukan
terjadinya perubahan struktur ekonomi di Indonesia , antara lain:
a. Produktivitas
tenaga kerja per sector secara keseluruhan
b. Adanya
modernisasi dalam proses peningkatan nilai tambah bahanbaku,barang-setengah
jadi, dan barang jadi
c. Kreativitas
dan penerapan teknologi yang disertai kemampuan untuk memperluas pasar
produk/jasa yang dihasilkannya
d. Kebijakan
pemerintah yang mendorong pertumbuhan dan pengembangan sector komoditi unggulan
e. Ketersediaan
infrastruktur yang menentukan kelancaran aliran distribusi barang dan jasa
serta mendukung proses produksi
f. Terbukanya
perdagangan luar daerah dan luar negeri melalui ekspor – impor
Referensi : http://dokumen.tips/documents/faktor-faktor-penentu-prospek-pertumbuhan-ekonomi-indonesia.html
Diakses
: 16 april 2016 pukul 9.10 PM
Langganan:
Komentar (Atom)
