Rabu, 20 April 2016

PDB (Produk Domestik Bruto), Pertumbuhan, dan Perubahan Struktur Ekonomi



Nadia Putri
24215921
1EB23 

PDB (Produk Domestik Bruto), Pertumbuhan, dan Perubahan Struktur Ekonomi

1. Produk Domestik Bruto
Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu negara dalam suatu periode tertentu adalah data Produk Domestik Bruto (PDB), baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. PDB pada dasarnya merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu negara tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi. PDB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada setiap tahun, sedangkan PDB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa tersebut yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun tertentu sebagai dasar.
PDB atas dasar harga berlaku dapat digunakan untuk melihat pergeseran dan struktur ekonomi, sedang harga konstan digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun.

Diakses : Selasa, 19 April 2016. Pukul 16.21 WIB
2.     PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI
a.     Pertumbuhan Ekonomi
Di dalam Garis Besar Haluan Negara (GBHN) dinyatakan secara ekspilist bahwa pembangunan ekonomi merupakan salah satu bagian penting dari pembangunan nasional dengan tujuan utama untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Walaupun bukan suatu indikator yang bagus, tingkat kesejahteraan masyarsakat dilihat dari aspek ekonominya, dapat diukur dengan  penadapatan nasional (PN) perkapita. Untuk dapat meningkatkan pendapatan nasional,  pertumbuhan ekonomi dapat diukur dengan pertumbuhan PDB dan menjadi salah satu target  penting yang harus dicapai dalam pembangunan ekonomi.
b.    Perubahan Struktur Ekonomi
Perubahan struktur ekonomi, pada umumnya transformasi struktural. Yang didefinisikan sebagai suatu rangkain perubahan yang saling terkait satu sama lainnya dalam komposisi  permintaan agregat, perdangan luar negeri (ekspor dan impor), penawaran agregat (produksi dan penggunaan faktor –  faktor produksi yang diperlukan guna mendukung proses  pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Teori perubahan struktural menitikberatkan pada transformasi ekonomi yang dialami NB, yang semula bersifat subsisten menuju kesistem perekonomian yang lebih modern. Ada dua teori utama yang umum digunakan dalam menganalisa perubahan struktur ekonomi, yaitu Arthur Lewis (Teori Migrasi) dan Horis Chenery (Teori transformasi Struktural).
Teori Arthur Lewis Membahas proses pembangunan ekonomi yang terjadi di pedesaan dan  perkotaan. Teori ini mengamsusikan perekonomian tradisional di pedesaan yang didominasi oleh sektor pertanian dan perekonomian modern di perkotaan dengan industri sebagai sektor utama.
Teori Horis Chenery ;Proses transformasi struktural akan mencapai tarafnya yang paling cepat  bila pergerseran pola permintaan domestik kearah output industri manufaktur diperkuat oleh  perubahan yang serupa dalam komposisi perdagangan luar negeri atau ekspor. Dalam modal transformasi struktural, relasi antara pertumbuhan output disektor industri manufaktur, pola  perubahan permintaan domestik kearah output industri dan pola perubahan perdagangan luar negeri

Diakses: Selasa, 19 April 2016, pukul 17.50 WIB

3.     Pertumbuhan Ekonomi selama Orde baru sampai Era Megawati
Selama tahun 1966 – 1997, pertumbuhan ekonomi relative tinggi dengan ukuran pendapatan nasional perkapita tahun 1968 sebesar US$ 60 dan akhir tahun 1980an sebesar US$ 500. Pertumbuhan ekonomi 7-8% selama tahun 1970an dan menurun 3 – 4% dalam tahun 198an. Perkonomian nasional bergantungan valas dari ekspor barang primer (minyak dan pertanian). Pemasukan valas ini bergantung pada:
a.     Kondisi pasar internasional komoditi tersebut.
b.     Harga komoditi tersebut.
c.      Pertumbuhan ekonomi dunia (Jepang, USA dan Eropa merupakan pasar utama Indonesia).

Pengaruh Resesi Dunia terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.
 











Resesi adalah penurunan aktivitas ekonomi dunia (penurunan GPD).
Dampak resesi tahun 1982 terhadap laju pertumbuhan ekonomi tahun 1982 sampai 1988

Tahun
Pendapatan Perkapita Indonesia
1968
56,7
1973
126,3
1978
260,3
1983
494
1988
467,5
1993
833,1
1997
1088
1998
640
1999
580
Krisis ekonomi akhir tahun 1997 berdampak pada pertumbuhan ekonomi:
Tahun
Pertumbuhan Ekonomi
1998
-13.1
1999
0.8
2000
4.9
2001
3.3
2002
3.7


Setelah krisis, pertumbuhan ekonomi di Asia Tenggara selama tahun 1999-2002.

Negara
Tahun
1999
2000
2001
2002
Asia Tenggara
3,8
5,9
1,9
3,4
Philipina
3,4
4
3,4
4
Indonesia
0,8
4,9
3,3
3,7
Malaysia
6,1
8,3
0,4
4,2
Singapura
6,9
10,3
2
3,7
Thailand
4,4
4,6
1,8
2,5
Vietnam
4,7
6,1
5,8
6,2

Pada tahun 1999, Thailand yang mengalami krisis yang sama dapat menumbuhkan ekonomi yang lebih tinggi dari Indonesia.

Perbandingan Pendapatan nasional bruto antar negara sebelum dan setelah krisis ekonomi.

Negara
1997
1998
1999
2000
2001
China
710
740
780
840
890
India
420
420
440
450
460
Indonesia
1.088
640
580
570
680
Jepang
39.390
33.720
33.350
35.620
35.990
Korsel
11.390
8.740
8.480
8.960
9.400
Malaysia
4.600
3.360
3.370
3.370
3.640
Pakistan
480
460
450
440
420
Philipina
1.240
1,090
1.050
1.040
1.050
Thailand
2.780
2.110
2.000
2.010
1.970
Vietnam
340
350
370
390
410

Sebelum krisis PNB Indonesia lebih tinggi dari China, tapi setelah krisis Indonesia dibawah China, sebagai akibat kredit macet antar bank, produksi industry manufaktur menurun tajam, sehingga pertumbuhan ekonomi mengalami pertumbuhan negative (menurun).
Sektor
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
Pertanian
4,4
3,1
1
-0,7
2,1
1,7
2,2
Pertamb. & Penggalian
6,7
6,3
2,1
-2,8
-1,7
2,3
2,5
Industri manufaktur
10,9
11,6
5,3
-11,4
2,6
6,2
6,3
Listrik, Gas & air bersih
15,9
13,6
12,4
2,6
8,2
8,8
5,8
Bangunan
12,9
13,6
12,4
2,6
8,2
8,8
5,8
Perdag. Hotel & Resto
7,9
8,2
5,8
-18
-0,4
5,7
3,4
Pengangkutan & Komunikasi
8,5
8,7
7
-15,1
-0,7
9,4
3,8
Keuangan, Sewa dan Jasa perusahaan
11
6
5,9
-26,6
-8,1
4,7
3,6
Jasa-jasa
3,3
3,4
3,6
-3,8
1,8
2,2
2,7
PDB
8,2
7,8
4,7
-13,1
0,8
4,9
3,3

Perumbuhan Riil Komponen Aggregate Demand

Sektor
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
C
16,86
9,72
8,09
-6,4
2,97
3,63
5,94
4,72
G
1,34
2,69
0,06
-15,37
0,69
6,49
8,24
12,79
I
13,99
14,51
8,57
-33,01
-19,94
17,91
3,96
-0,19
X
9,64
7,56
7,8
11,18
-31,61
16,06
1,88
-1,24
M
27,06
6,68
14,72
-5,29
-40,68
18,18
8,05
-16,50

Diakses: Selasa, 19 April 2016, pukul 17.50 WIB
4.     Faktor-faktor penentu prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia
Secara garis besar, terdapat sedikitnya 2 (dua) faktor yang menentukan prospek pertumbuhanekonomi di Indonesia. Adapun kedua faktor tersebut adalah faktor internal dan eksternal.
a.     Factor internal
Krisis   ekonomi   pada   tahun   1998   yang   disebabkan   oleh   buruknya   fundamentalekonomi   nasional,   serta   lambatnya   proses   pemulihan   ekonomi   nasional   pascaperistiwa tersebut menyebabkan banyak investor asing yang enggan (bahkan hinggasampai saat ini) menanamkan modalnya di Indonesia. Kemudian proses pemulihanserta perbaikan ekonomi nasional juga tidak disertai kestabilan politik dan keamananyang memadai, penyelesaian konflik sosial , serta tidak adanya kepastian hukum.Padahal   faktor-faktor non ekonomi inilah yang merupakan aspek penting dalammenentukan tingkat resiko yang terdapat di dalam suatu Negara untuk menjadi dasarkeputusan bagi para pelaku usaha atau investor terutama asing, untuk melakukanusaha atau menginvestasikan modalnya di Negara tersebut.
b.     Factor eksternal
Kondisi   perdagangan   dan   perekonomian   regional   serta   dunia   merupakan   faktoreksternal   yang   sangat   penting   untuk   mendukung   proses   pemulihan   ekonomi   diIndonesia.  Mengapa  kondisi  perdagangan  dan  perekonomian regional  atau  duniatersebut   dinilai   penting?   Sebab,   apabila   kondisi   perdagangan   dan   perekonomianNegara-negara   tersebut   terutama   mitra   Indonesia   sedang   melemah,   maka   akanberdampak pula pada proses pemulihan yang akan semakin mengulur waktu danakibatnya dapat menghambat kemajuan perekonomian di Indonesia.

Selain itu, terdapat juga beberapa faktor yang dianggap penting dalam menunjang pertumbuhan ekonomi suatu negara, yaitu:
·       Factor sumber daya manusia
Sama halnya dengan proses pembangunan. Pertumbuhan ekonomi juga di pengaruhi oleh SDM . Sumber daya manusia merupakan factor terpenting dalam proses pembangunan. Cepat lambatnya proses pembangunan tergantung kepada sejauh mana sumber daya manusianya melakukan proses pembangunan.
·       Factor sumber daya alam
Sebagian besar Negara berkembang bertumpu kepada sumber daya alam dalam melaksanakan proses pembangunannya. Namun demikinan, sumber daya alam saja tidak menjamin keberhasilan proses pembangunan ekonomi, apabila tidak disukung oleh kemampuan sumber daya manusianya dalam mengelola sumber daya alam yang tersedia. Sumber daya alam yang di maksud diantaranya kesuburan tanah,kekayaan mineral,tambang,kekayaan hasil hutan,dan kekayaan laut
·       Sumber daya modal
Sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah SDA dan meningkatkan kualitas IPTEK. Sumber daya modal berupa barang-barang modal sangat penting bagi perkembangan dan kelancaran pembangunan ekonomi,karena barang-barang modal juga dapat meningkatkan produktivitas

5.     Perubahan stuktur ekonomi
Factor factor yang menentukan terjadinya perubahan struktur ekonomi di Indonesia , antara lain:
a.     Produktivitas tenaga kerja per sector secara keseluruhan
b.     Adanya modernisasi dalam proses peningkatan nilai tambah bahanbaku,barang-setengah jadi, dan barang jadi
c.      Kreativitas dan penerapan teknologi yang disertai kemampuan untuk memperluas pasar produk/jasa yang dihasilkannya
d.     Kebijakan pemerintah yang mendorong pertumbuhan dan pengembangan sector komoditi unggulan
e.     Ketersediaan infrastruktur yang menentukan kelancaran aliran distribusi barang dan jasa serta mendukung proses produksi
f.       Terbukanya perdagangan luar daerah dan luar negeri melalui ekspor – impor

Diakses : 16 april 2016 pukul 9.10 PM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar